Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Ahli Gizi sebut pentingnya pemberian MBG yang disertai dengan edukasi
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-22 03:41:03【Kabar Kuliner】138 orang sudah membaca
PerkenalanTangkapan layar-Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Perta

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Setiawan menyebut pentingnya pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disertai dengan edukasi tentang makanan dan gizi.
Budi mencontohkan salah satu program Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelum MBG, yakni gerakan edukasi dan pemberian kudapan bergizi untuk siswa (Genius).
"Kegiatan Genius itu dilakukan di 10 provinsi, yang menjangkau 25 ribu siswa di 50 kabupaten. Program itu memang berbeda dengan MBG, yakni memberikan kudapan dengan edukasi, dengan melibatkan dinas pendidikan, dinas kesehatan, pemerintah daerah, dan BPOM untuk menjamin keamanannya, meski berbeda, mungkin ini bisa menjadi contoh edukasi gizi dalam Program MBG," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Budi menjelaskan, penetapan lokus untik Program Genius juga telah menggunakan peta ketahanan dan kerawanan pangan yang selalu diperbarui oleh Bapanas untuk mendeteksi wilayah dengan tingkat malnutrisi tinggi.
Baca juga: Menteri PANRB pastikan pemerataan MBG hingga daerah terpencil
"Itu peta yang selalu diperbarui oleh Bapanas ngak hanya di tingkat nasional, tapi juga provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga level kecamatan. Di sana kita bisa tahu area-area mana yang memiliki prevalensi malnutrisi tinggi, jadi kita memprioritaskan wilayah yang memang anak-anaknya kurang gizi," ujar dia.
Program Genius juga mendeteksi anak-anak dengan intoleransi laktosa dan alergi, yang perlu menjadi perhatian bagi BGN maupun petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Aada istilah lactose intolerant, anak-anak yang sudah lama ngak minum susu, jadi begitu minum susu suka diare. Kita juga memengakan mana yang lactose intolerant dan alergi, sehingga harus diperhatikan," tuturnya.
Menurutnya, edukasi tentang gizi bisa menyasar ngak hanya para siswa, tapi juga para petugas SPPG agar mereka bisa lebih memahami pentingnya keamanan pangan.
Hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi sekitar lebih dari 13 ribu unit.
Baca juga: 2.031 anak terima manfaat MBG Polres Solok Selatan
Baca juga: Perpusnas dukung MBG, siapkan bacaan "bergizi" dukung peningkatan literasi
Suka(16468)
Sebelumnya: KPK: OTT Bupati Ponorogo terkait mutasi dan rotasi jabatan
Selanjutnya: Memberdayakan petani lokal di SPPG Angsau Dua
Artikel Terkait
- Komdigi hadirkan Garuda Spark Medan untuk pengembangan talenta digital
- Jabar targetkan perluasan pasar lewat West Java Expo 2025
- Imperial Group gaet JAPFA hadirkan tiga menu unik bagi pecinta kuliner
- Dinkes Kota Malang temukan mikroba di dalam sampel MBG
- Berbagai produk terbaru debut di ajang CIIE kedelapan di Shanghai
- SPPG Polsek Palmerah Jakbar uji coba penyajian menu MBG
- Bupati Banyumas: Gebyar Pendidikan Non
- BSI: Pembiayaan yang disalurkan ke UMKM sudah capai Rp52,01 triliun
- Akademisi dukung keberlanjutan MBG demi generasi emas Indonesia
- Ahli gizi sebut zat besi penting bagi peningkatan performa olahraga
Resep Populer
Rekomendasi

BPS: Konsumsi RT tumbuh 4,89 persen, disokong transportasi

Polresta Bandara Soetta pastikan dapur MBG Polri teruji sesuai SOP

PBB alokasikan dana tambahan untuk dukung operasi kemanusiaan di Gaza

Pemprov Lampung pantau berkala penerapan SOP dapur SPPG MBG

Menteri PANRB pastikan pemerataan MBG hingga daerah terpencil

Kaltim bentuk SPPG wilayah 3T pastikan MBG sasar daerah terpencil

Pakar sarankan Prabowo usung Jusuf Kalla jadi pemimpin sementara Gaza

Pemkab Jepara buka saluran pengaduan program MBG